Di Kampung Ma’la, tak jauh dari lokasi pemakaman Siti Khadijah di Makkah, masjid itu berdiri. Saksi bisu dialog antara Rasulullah dengan para jin itu hingga kini masih berdiri tegak di tempatnya.
Masjid dengan luas 10 x 20 meter itu memiliki dua lantai dan satu basement. Di atap masjid bagian kubah dihias dengan tulisan kaligrafi Alquran Surat Al Jin ayat 1-9. Tapi perlu diketahui, masjid ini tak seseram namanya.
“Bangunannya modern dan indah. Bahkan tak seseram kuburan di sini (Indonesia),” ujar Ketua Lembaga Takmir Masjid NU Ustaz Mukhlas Syarkun yang pernah berkunjung ke Masjid Jin kepada okezone di Jakarta, Senin (15/11/2010).
Sejumlah riwayat menyebutkan, masjid yang berjarak sekira 1 kilometer dari Masjidilharam tersebut dinamakan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai’at, karena di tempat itulah para jin menyatakan keislamannya dan berjanji setia kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah swt.
Diriwayatkan, pada suatu ketika usai salat Subuh Rasulullah SAW dan sahabat Anas bin Malik membaca Surat Ar-Rahman ayat 1-7. Di antaranya berbunyi,”Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
Lantunan ayat suci Alquran itu rupanya menarik perhatian rombongan jin yang sedang dalam perjalanan ke Tihamah. Para jin tersebut lantas mendatangi tempat asal suara dan menemukan Rasulullah SAW bersama sahabatnya di sana tengah membaca Alquran.
Para jin yang dalam salah satu riwayat disebutkan berjumlah tujuh, kemudian langsung menjawabnya dengan kalimat, "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami.”
Setelah itu para jin lantas berdialog dengan Nabi SAW. Mereka lantas menyatakan dirinya beriman kepada Allah SWT. “Sesepuh jin hanya berkomunikasi dengan Nabi. Sementara sahabat Anas tidak bisa melihat jinnya, tapi bisa merasakan ada makhluk lain di tempat itu,” ujar ustaz Mukhlas.
Penegasan keimanan para jin dalam riwayat di atas dijelaskan Allah swt dalam firman-Nya di Alquran Surat Al-Jin ayat 1-2 yang berbunyi:
“Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-quran. Lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT kami dengan siapapun juga.”
Ustaz Mukhlas menjelaskan, ada salah satu riwayat yang menyebutkan surat Jin diturunkan di tempat tersebut. Melalui kisah ini, kata dia, Allah swt ingin menegaskan kepada makhluknya bahwa syariat Nabi Muhammad SAW tak hanya berlaku kepada manusia. Tapi juga makhluk lain seperti jin.
“Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku (Adz Dzariyat : 56)”
Peristiwa pertemuan Nabi SAW dengan jin tak hanya sekali. Menurut Ustaz Mukhlas, Rasul pernah diajak jin masuk ke alamnya. Di sana Nabi ditunjukkan kehidupan bangsa jin, seperti lokasi rumahnya, jenis makanannya, serta cara berkomunikasinya. “Nabi pernah berkata kepada para sahabat bahwa di sana (alam jin) sedang turun hujan,” terangnya.
Kini Masjid Jin menjadi salah satu rujukan tempat ziarah bagi para jamaah haji di Makkah. Di musim haji setiap hari ratusan jamaah haji berdatangan ke tempat ini. Mengingat asal mula keberadaannya serta aspek historis yang terkandung di tempat ini, tak menutup kemungkinan masjid ini juga menjadi tempat persinggahan para jin yang menunaikan ibadah haji.
“Hal itu mungkin-mungkin saja, karena tempat itu memiliki nilai historis yang tinggi bagi jin Islam. Ya semacam napak tilas gitu,” tandasnya.
Masjid dengan luas 10 x 20 meter itu memiliki dua lantai dan satu basement. Di atap masjid bagian kubah dihias dengan tulisan kaligrafi Alquran Surat Al Jin ayat 1-9. Tapi perlu diketahui, masjid ini tak seseram namanya.
“Bangunannya modern dan indah. Bahkan tak seseram kuburan di sini (Indonesia),” ujar Ketua Lembaga Takmir Masjid NU Ustaz Mukhlas Syarkun yang pernah berkunjung ke Masjid Jin kepada okezone di Jakarta, Senin (15/11/2010).
Sejumlah riwayat menyebutkan, masjid yang berjarak sekira 1 kilometer dari Masjidilharam tersebut dinamakan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai’at, karena di tempat itulah para jin menyatakan keislamannya dan berjanji setia kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah swt.
Diriwayatkan, pada suatu ketika usai salat Subuh Rasulullah SAW dan sahabat Anas bin Malik membaca Surat Ar-Rahman ayat 1-7. Di antaranya berbunyi,”Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
Lantunan ayat suci Alquran itu rupanya menarik perhatian rombongan jin yang sedang dalam perjalanan ke Tihamah. Para jin tersebut lantas mendatangi tempat asal suara dan menemukan Rasulullah SAW bersama sahabatnya di sana tengah membaca Alquran.
Para jin yang dalam salah satu riwayat disebutkan berjumlah tujuh, kemudian langsung menjawabnya dengan kalimat, "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami.”
Setelah itu para jin lantas berdialog dengan Nabi SAW. Mereka lantas menyatakan dirinya beriman kepada Allah SWT. “Sesepuh jin hanya berkomunikasi dengan Nabi. Sementara sahabat Anas tidak bisa melihat jinnya, tapi bisa merasakan ada makhluk lain di tempat itu,” ujar ustaz Mukhlas.
Penegasan keimanan para jin dalam riwayat di atas dijelaskan Allah swt dalam firman-Nya di Alquran Surat Al-Jin ayat 1-2 yang berbunyi:
“Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-quran. Lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT kami dengan siapapun juga.”
Ustaz Mukhlas menjelaskan, ada salah satu riwayat yang menyebutkan surat Jin diturunkan di tempat tersebut. Melalui kisah ini, kata dia, Allah swt ingin menegaskan kepada makhluknya bahwa syariat Nabi Muhammad SAW tak hanya berlaku kepada manusia. Tapi juga makhluk lain seperti jin.
“Dan Tidaklah Aku Menciptakan Jin dan Manusia Kecuali untuk Beribadah Kepada-Ku (Adz Dzariyat : 56)”
Peristiwa pertemuan Nabi SAW dengan jin tak hanya sekali. Menurut Ustaz Mukhlas, Rasul pernah diajak jin masuk ke alamnya. Di sana Nabi ditunjukkan kehidupan bangsa jin, seperti lokasi rumahnya, jenis makanannya, serta cara berkomunikasinya. “Nabi pernah berkata kepada para sahabat bahwa di sana (alam jin) sedang turun hujan,” terangnya.
Kini Masjid Jin menjadi salah satu rujukan tempat ziarah bagi para jamaah haji di Makkah. Di musim haji setiap hari ratusan jamaah haji berdatangan ke tempat ini. Mengingat asal mula keberadaannya serta aspek historis yang terkandung di tempat ini, tak menutup kemungkinan masjid ini juga menjadi tempat persinggahan para jin yang menunaikan ibadah haji.
“Hal itu mungkin-mungkin saja, karena tempat itu memiliki nilai historis yang tinggi bagi jin Islam. Ya semacam napak tilas gitu,” tandasnya.