Spiga

Pengamat: Pidato Obama Tak ada yang Baru

JAKARTA - Kunjungan singkat Presiden Amerika Serikat Barack Obama, meninggalkan kesan buat masyarakat Indonesia. Sebab ia mampu menyakinkan bahwa dirinya adalah bagian dari Bangsa Indonesia.

Namun, di luar pernyataan soal nostalgia pernah tinggal di Jakarta, apa yang disampaikan Presiden ke-44 AS itu tidak ada beda dengan pernyataan dia di negara-negara yang dikunjungi sebelumnya, terutama terkait Amerika sebagai bangsa yang menghargai Islam.

"Kita melihat bahwa interst Obama di dalam tema pidato dia di Kairo," ujar pengamat Rocky Gerung kepada okezone, semalam.

Menurut dia, berulang kali Islam disinggung sebagai bagian dari Amerika. Itu memperlihatkan bahwa Obama fokus pada soal-soal yang biasa dibilang sebagai konfik horizontal.

“Jadi itu dasarnya kenapa dia ke Masjid Istiqlal, itu kan simbol. Kenapa dia mesti menyebut Pancasila sebagai dasar toleransi. Jadi dari segi pendidikan politik, Obama mengucapkan apa yang menjadi hasrat dari demokrasi Indonesia dari reformasi,” jelas Rocky.

Masayarakat Indonesia masih terpengaruh dari siapa orang yang mengingatkan tentang Bhineka Tunggal Ika daripada arti yang mendalam.

“Karena yang mengucapkan Obama, itu menjadi sensasi. Sebenarnya siapa yang mengucapkan, apa yang sebenarnya menjadi hasrat dari demokrasi Indonesia. Subtansinya yang penting, bukan sensasi,” imbuhnya.

Mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Obama memberikan president lecture di Universitas Indonesia. Anak menteng ini mencoba menggunakan beberapa kata dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut sontak mengundang riuh tepuk tangan penonton.

Tak hanya itu Obama juga mengaku masih menjadi bagian dari Negara Indonesia. Selain itu, orang nomor satu di Negeri Paman Sam ini juga menyebutkan bahwa Bhineka tunggal Ika merupakan fundamental dalam kehidupan toleransi dalam perbedaan agama dan budaya. (ton)
K. Yudha Wirakusuma - Okezone